Minggu, 08 Juli 2012

Makalah Psikologi Pendidikan
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PEMOTIVASIAN SISWA UNTUK BELAJAR
Disusun oleh:
Puspita Sari             (1006101030038)




Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh
2012


KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  ini. Selawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengubah kehidupan manusia dari alam yang penuh dengan kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sebagai mana yang kita rasakan sama-sama pada hari ini.
Ucapan terima kasih saya sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan apa yang tertulis dalam makalah ini menjadi sebuah ilmu pengetahuan bagi kita semua, terutama bagi penulis sendiri dan bagi penbaca dan pendengar makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,dimana ada kesalahan atau keraguan kritik dan saran sangat kami harapkan.


Banda Aceh, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................       i
Daftar Isi.........................................................................................................................       ii
Bab.1 Pendahuluan.......................................................................................................       1
Bab.2 Pembahasan........................................................................................................
1.      Perbedaan KTSP dan KBK...........................................................................       4
2.      Perbedaan Esensi SK dan KD.......................................................................       8
Bab.3 Kesimpulan..........................................................................................................       10



BAB. 1
PENDAHULUAN

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus-menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ektrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

BAB. 2
PEMBAHASAN

1.      Definisi motivasi
Motivasi merupakan satu unsur paling penting dari pengajaran efektif. Siswa yang memiliki keinginan belajar dapat saja belajar tentang segala sesuatu. Motivasi adalah satu komponen yang paling penting dari pembeljaran dan satu komponen yang paling sukar diukur. Kemauan untuk melakukan upaya dalam pembelajaran merupakan suatu produk dari banyak faktor, tentang kepribadian dan kemampuan siswa sampai karakteristik tugas-tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar, tatanan pelajaran, dan perilaku guru.
Sejumlah siswa  lebih termotivasi untuk begadang atau nonton televisi daripada mengerjakan PR. Tugas pendidik bukan meningkatkan motivasi itu sendiri tetapi menemukan, menggugah, dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar dan terlibat dalam aktivitas yang menuju pada pembelajaran.
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, membimbing dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu (Baron,1992;schunk,1990). Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah apa yang membuat anda berbuat dan menentukan ke arah mana yang hendak anda perbuat.
Gage dan Berliner (1984) menganalogikan motivasi sebuah mobil, dimana mesin analog dengan intensitas dan kemudi analog dengan arah. Meskipun demikian, sebenarnya intensitas dan arah motivasi sering kali sulit untuk terlibat dalam satu kegiatan sebagaian besar dapat bergantung pada intensitas dan arah motivasi untuk terlibat dalam kegiatan alternative.
Guru akan mendukung motivasi. Motivasi tidak hanya penting untuk menjadikan siwa terlibat dalam kegiatan akademik. Motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Garner, Alexander, Gilingham, Kulikowich, dan Brown,1991;Graham dan Golan,1991). Tugas penting bagi guru adalah merencanakan bagaimana.
Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat muncul dalam berbagai bentuk. Motivasi dapat merupakan suatu karakteristik pribadi; individu tertentu dapat memiliki minat yang stabil dan tahan lama dalam berperan serta pada berbagai kategori kegiatan yang begitu luas seperti akademik, olah raga atau kegiatan sosial.  
2.      Teori – Teori Motivasi

A.    Motivasi dan teori pembelajaran perilaku
Konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman. Dalam kenyataanya, daripada membahas konsep motivasi, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan.
Penghargaan dan penguatan. Satu alasan mengapa penguatan yang pernah diterima merupakan penjelasan yang tidak memadai untuk motivasi karena motivasi manusia itu sangat kompleks dan tidak bebas dari konteks. Terhadap binatang yang sangat lapar kita dapat meramalkan bahwa makanan akan merupakan penguat yang efektif. Terhadap manusia, meskipun ia lapar, kita tidak dapat sepenuhnya yakin apa yang merupakan penguat dan apa yang bukan penguat karena nilai penguat dari penguat yang paling potensial sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor pribadi dan situasional.
Penentuan nilai dari suatu insentif. Ilustrasi berikut ini menunjukan poin penting: nilai motivasi dari suatu insentif tidak dapat diasumsikan, karena nilai itu dapat tergantung kepada banyak faktor(Chance,1992). Pada saat guru mengatakan,”saya ingin kamu semua mengumpulkan laporan buku pada waktunya karena laporan itu akan diperhitungkan dalam menentukan nilaimu,” guru itu mungkin mengasumsikan bahwa nilai merupakan insentif yang efektif untuk siwa pada umumnya. Tetapi bagaimanapun juga, sejumlah siswa dapat tidak menghiraukan nilai karena orang tua mereka tidak menghiraukannya atau mereka memilik catatan kegagalan disekolah dan telah mengambil sikap bahwa nilai itu tidak penting. Apabila guru mengatakan kepada seorang siswa, “pekerjaan yang bagus! Saya tahu kamu dapat mengerjakan tugasi itu apabila kamu mencobanya!” ucapan itu dapat memotivasi seorang siswa yang baru saja menyelesaikan suatu tugas yang ia anggap sulit namun dapat berarti hukuman bagi siswa yang berfikir tugas itu mudah (karena pujian guru itu memiliki implikasi bahwa ia khusus telah bekerja keras untuk menyelesaikan tugas itu).
B.     Motivasi dan Kebutuhan Manusia
Sementara para ahli teori pembelajaran perilaku berbicara perihal motivasi untuk mendapatkan penguatan dan menghindari hukuman, para ahli teori motivasi yang lain (misalnya Maslow,1954) lebih menyukai konsep motivasi untuk memenuhi kebutuhan. Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1.      kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
2.      kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
3.      kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
4.      kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status;
5.      aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Impilkasi dari teori Maslow dalam pendidikan. Pentingnya teori maslow dalam pendidikan terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Jelas bahwa siswa yang sangat lapar atau yang dicekam bahaya akan memiliki energy psikologis kecil yang dikerahkan untuk belajar.
Di sekolah kebutuhan dasar paling penting kemungkinan adalah kebutuhan akan kasih sayang dan harga diri. Siswa yang tidak memiliki perasaan bahwa mereka dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi kuat untuk mencapai tujuan perkembangan yang tingkatnya lebih tinggi, sebagai missal mencari pengetahuan dan pemahaman atas upaya mereka sendiri atau kreativitas dan keterbukaan untuk ide-ide baru yang merupakan karakteristik orang-orang yang mencapai aktualisasi diri.
Guru yang berhasil membuat siswa merasa senang dan membuat mereka merasa diterima dan dihormati sebagai individu lebih besar peluangnya untuk membantu mereka menjadi bersemangat untuk belajar demi pembelajaran dan kesediaan berkorban untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru.


C.     Motivasi dan Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
D.    Motivasi dan Teori Kepribadian
Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan, atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk mendeskripsikan suatu kecenderungan umum yang mendorong ke arah pencapaian jenis tujuan tertentu. Motivasi sering dipandang sebagai karakteristik yang relatif stabil. Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situasional dan pribadi tidak berhubungan; motivasi sebagai karakteristik pribadi sebagaian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang.
Sebagai misal, apabila anak-anak dipuji oleh orang tua dan guru mereka akrena menunjukkan minat terhadap lingkungan sekitar mereka, berhasil di sekolah, membaca cukup baik dan menikmati membaca, dan menemukan isi buku yang menarik dan berguna, mereka akan mengembangkan suatu cinta belajar sebagai suatu ciri kepribadian umum dan akan membaca serta belajar meskipun tidak ada seorangpun mendorong mereka untuk melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, cirri kepribadian ini merupakan hasil sejarah panjang dari motivasi situasional untuk belajar (McCombs,1991). Oleh karena itu apabila kita berbicara tentang motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi, penting diingat bahwa motivasi itu cenderung tetap untuk berbagai macam tatanan dan sulit diubah dalam waktu singkat.
3.      Cara Peningkatan Motivasi Berprestasi
Satu jenis motivasi paling penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi atau achievement motivation, kecenderungan berusaha untuk berhasil dan memilih kegiatan yang berorientasi pada tujuan dan berorientasi pada keberhasilan/ kegagalan. Sebagai missal, French (1956) menemukan bahwa diberikan suatu pilihan mitra kerja untuk suatu tugas yang kompleks, siswa yang memiliki motivasi berprestasi cenderung memilih mitra yang memiliki kemampuan baik dalam tugas itu, dan siswa yang memiliki motivasi-afiliasi (yang memiliki motivasi untuk dicintai dan diterima) cenderung memilih mitra yang ramah.
a.       Motivasi dan orientasi tujuan
Sejumlah siswa motivasinya terorientasi pada tujuan-tujuan pembelajaran atau penuntasan tujuan; siswa yang lain berorientasi pada tujuan-tujuan penampilan. Siswa dengan orientasi tujuan pembelajaran memandang tujuan sekolah sebagai pencapaian kompetensi dalam keterampilan-keterampilan yang diajarkan, sedangkan siswa dengan orientasi tujuan penampilan terutama mengupayakan memperoleh penilaian positif terhadap kompetensi mereka (dan menghindari penilaian negatif).
Tujuan pembelajaran lawan tujuan penampilan, siswa dengan tujuan pembelajaran dan siswa dengan tujuan penampilan tidak berbeda dalam intelegensi secara keseluruhan, namun kinerja kelas mereka dapat berbeda jauh. Apabila mereka dihadapkan pada rintangan , siswa yang  berorientasi penampilan cenderung turun semangatnya, dan penampilan mereka memperoleh rintangan yang serius. Sebaliknya pada saat siswa yang terorientasi pada belajar menjumpai rintangan, mereka cenderung untuk tetap mencoba, dan motivasi serta kinerja mereka benar-benar dapat meningkat.
b.      Ketakberdayaan belajar dan pelatihan atribusi
Satu bentuk ekstrim dari motivasi untuk menghindari kegagalan disebut ketakberdayaan belajar atau learned helplessness, yang merupakan persepsi bahwa apapun yang dilakukan oleh seseorang, orang itu telah ditakdirkan untuk gagal atau tidak berhasil: “tak ada satu pun yang saya lakukan punya arti”
Ketakberdayaan belajar dapat timbul dari asuhan atau didikan anak namun juga dapat terjadi dari penggunaan penghargaan dan hukuman yang tidak konsisten dan tidak dapat diramal yang dilakukan guru, menyebabkan siswa yakin bahwa sedikit yang dapat mereka lakukan agar berhasil. Ketakberdayaan belajar dapat dihindari atau dikurangi dengan memberi siswa kesempatan untuk berhasil dalam langkah-langkah kecil, umpan balik segera, dan yang paling penting harapan dan tindak lanjut yang konsisten.
c.       Teori ke dalam praktek
Membantu siswa mengatasi ketakberdayaan belajar, belajar konsep ketakberdayaan belajar diturunkan dari teori bahwa siswa dapat menjadi gagal akademik melalui proses penkondisian berdasarkan umpan balik negatif dari guru, pengalaman sekolah, teman sejawat dan siswa itu sendiri.
Guru dapat menetralkan sindrom ini dengan berbagai cara pada dua tingkat, elementer dan sekonder meliputi latihan atribusi, restrukturisasi tujuan, program percaya diri, pendekatan berjaminan keberhasilan, dan sistem umpan balik positif.
d.      Harapan guru dan hasil belajar
Bagaimana guru mengkomunikasikan harapan-harapan positif merupakan hal yang penting bagi guru untuk mengkomunikasikan kepada siswa harapan yang mereka dapat pelajari. Jelas , merupakan ide yang tidak baik menyatakan yang sebaliknya bahwa seorang siswa tertentu tidak dapat belajar dan sedikit guru yang secara eksplisit melakukannya. Ada beberapa cara implisit yang dapat digunakan para guru dalam mengkomunikasikan harapan-harapan positip dari siswa mereka (atau menghindari harapan-harapan negatif):
·         Menunggu siswa untuk merespon : Rower (1974) dan lainya telah mencatat bahwa guru bersedia menunggu lebih lama untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari siswa terhadap siapa guru itu memiliki harapan tinggi dibandingkan dengan saat menunggu siswa lain
·         Menghindari pembedaan prestasi belajar di antara siswa yang tidak perlu: hasil evaluasi dan nilai hendaknya merupakan hal yang bersifat pribadi di antara siswa dan guru mereka, bukan informasi untuk umum.
e.       Kecemasan  dan prestasi belajar
Kecemasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan. Setiap siswa merasakan sejumlah kecemasan pada suatu waktu pada saat di sekolah; dan untuk siswa tertentu, kecemasan menghambat belajar atau kinerja mereka secara serius khususnya pada saat tes.
Sumber utama kecemasan di sekolah adalah ketakutan akan gagal, di samping itu kehilangan harga diri. Siswa yang prestasi belajarnya rendah cenderung cemas di sekolah, namun mereka tidak sendirian. Kita semua mengetahui siswa yang sangat mampu, siswa yang prestasi belajarnya tinggi juga sangat cemas.
4.      Cara Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Ada beberapa Cara Meningkatkan Motivasi Belajar siswa, misalnya saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman (2005:92-94), yaitu:
a.       Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
b.      Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
c.        Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.

d.      Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
e.       Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
f.       Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
g.      Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
h.      Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
5.      Cara Guru Memberikan Penghargaan dan Ganjaran Terhadap Kinerja, Upaya, dan Perbaikan
Satu prinsip utama dalam memberikan ganjaran kepada siswa atas pencurahan upaya terbaik mereka adalah dengan memberi pujian siswa atas upaya mereka atau seperti yang dilakukan di banyak sekolah, dengan memberikan nilai tersendiri untuk upaya yang telah dilakukan siswa di samping nilai kinerja seperti biasanya atau memasukan upaya sebagai bagian penting dari nilai siswa.
a)      Penggunaan pujian secara efektif
Pujian berguna bagi banyak maksud dalam pengajaran di kelas dan terutama digunakan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan memberikan balikan kepada siswa atas apa yang mereka lakukan dengan baik. Secara garis besar dapat dikatakan merupakan ide yang baik untuk sering menggunakan pujian, khususnya terhadap anak-anak muda usia dan di dalam kelas yang banyak memiliki siswa prestasinya rendah. Tetapi bagaimanapun juga, apa yang lebih penting dari pada besar pujian yang diberikan adalah cara bagaimana pujian itu diberikan. Pujian akan efektif sebagai motivator kelas sepanjang pujian itu langsung mengacu pada kinerja yang jelas, spesifik, dan dapat dipercaya. Pujian kontingen adalah pujian yang mengacu pada kinerja yang jelas atau pemberiannya ditentukan oleh kinerja siswa di samping juga perilaku yang terdefinisikan dengan baik. Agar pujian itu benar-benar dapat dipercaya, maka pujian itu hendaknya diberikan untuk kerja yang benar-benar baik. Brophy (1981) mengemukakan bahwa pada saat memuji siswa yang kurang pandai atau nakal untuk kerja baik mereka, guru sering kali mengecilkan arti pujian itu dengan nada, gaya, atau isyarat-isyarat nonverbal yang lain.
b)      Penggunaan nilai sebagai insentif
Sistem penilaian yang digunakan kebanyakan sekolah melayani tiga fungsi yang berbeda pada waktu yang sama:evaluasi, balikan, dan insentif. Fungsi campuran ini membuat nilai menjadi kurang ideal bila hanya melayani tiap-tiap fungsi. Sebagai missal, karena nilai sebagian besar didasarkan pada kemampuan daripada upaya, maka nilai kurang ideal untuk memotivasi siswa untuk mencurahkan upaya maksimum.
Eksperimen membandingkan kelas-kelas perguruan tinggi yang dinilai dan tidak dinilai, hasilnya ditemukan adanya kinerja yang signifikan lebih tinggi pada kelas yang dinilai. Nilai berfungsi sebagai insentif sebagian karena nilai itu memperbesar makna ganjaran lain yang diberikan berdekatan waktunya dengan perilaku-perilaku yang diperkuat nilai itu. Sebagai misal, pada saat siswa memperoleh A untuk makalahnya, siswa itu dapat menyikapi nilai itu sebagian karena nilai A itu merupakan suatu indikasi bahwa nilainya dalam mata kuliah itu dapat juga bagus. Masalah aksesibilitas nilai-kenyataan bahwa nilai bagus terlalu mudah bagi sejumlah siswa tetapi terlalu sulit untuk siswa lain-dapat dikurangi sebagaian dengan menggunakan system penilaian yang memiliki banyak tingkat. Sebagai misal, siswa yang kurang pandai merasa memperoleh ganjaran apabila siswa ini lulus biasa atau apabila ia mendapat nilai C, sementara teman sekelasnya yang pandai dapat tidak puas kecuali mendapat nilai A. Di samping itu, satu alasan utama mengapa siswa menghargai nilai adalah karena orang tua memuji anaknya untuk peningkatan nilai yang berhasil dicapai. Meskipun nilai bagus tidak sama mudahnya dicapai oleh seluruh siswa, peningkatan nilai sudah barang tentu ya, kecuali oleh siswa yang terus menerus mendapat nilai A.
c)      Harapan-harapan belajar individual
Cara lain dari pemberian insentif untuk belajar adalah dengan menghargai peningkatan yang berhasil dicapai siswa melampaui rekornya sendiri yang lalu. Keuntungan dari skor peningkatan atau skor perkembangan adalah bahwa skor ini dapat diangkakan dan tidak terlalu bergantung kepada pertimbangan subyektif guru seperti halnya skor upaya. Seluruh siswa kecuali siswa dengan kinerja tinggi dapat diganjar untuk pekerjaan yang sempurna, yang seharusnya berada dalam jangkauan mereka.
Slavin mengembangkan dan mengevaluasi suatu metode penganjaran siswa untuk peningkatan prestasi yang disebut Harapan Belajar Individual atau Individual Learning Expectations (ILE). Ide balik ILE adalah menghargai siswa yang bekerja lebih baik daripada yang mereka dapat menunjukkan prestasi sempurna sepanjang waktu. Dengan cara ini, seluruh siswa memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan untuk kerja akademik hanya dengan melakukan yang terbaik. Penelitian menemukan bahwa penggunaan ILE meningkatkan secara signifikan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas-kelas yang menggunakan sistem penilaian tradisional.  



BAB.3
KESIMPULAN

Motivasi adalah suatu proses internal yang dapat mengaktifkan, memandu, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Ada beberapa jenis intensitas, sasaran dan arah yang berbeda dari motivasi. Motivasi untuk belajar adalah sangat penting bagi siswa dan guru.
Guru akan mendukung motivasi. Motivasi tidak hanya penting untuk menjadikan siwa terlibat dalam kegiatan akademik. Motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Garner, Alexander, Gilingham, Kulikowich, dan Brown,1991;Graham dan Golan,1991). Tugas penting bagi guru adalah merencanakan bagaimana






DAFTAR PUSTAKA


Nur, Mohamad.1998. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya:Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sardiman.2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Djamarah, Bahri, Sayiful.2002. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.







Sabtu, 07 Juli 2012

IAD makhluk hidup dalam ekosistem alami

Tugas 1 Ilmu Kealaman Dasar

MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI




Disusun Oleh:

1.      Puspita Sari (1006101030038)
2.      Riska Mailisa (1006101030061)
3.      Risna Zulva (1006101030073)






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
                                                                                 2012





DAFTAR ISI


DAFTAR ISI......................................................................................................       i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................       1
       1.2 Latar Belakang.....................................................................................       2
       1.3 Tujuan Makalah...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1  Spesies atau Individu Makhluk Hidup...............................................       3
2.2  Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup.........................................       3
2.3  Tata Nama Dunia Tumbuhan Dan Hewan.......................................       5
2.4  Berbagai Bentuk Ekosistem Alami.....................................................       9
2.5  Macam-macam Bentuk Pola Kehidupan...........................................      14
BAB III PENUTUP...........................................................................................
       3.1 Simpulan................................................................................................       18
       3.2 Saran......................................................................................................       18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................       19

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekositem juga merupakan suatu system ekologik yang merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.
Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat.
Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun material ke dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor biotik dan menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi tersebut digamabarkan sebagai suatu spectrum biologi yang tersusun atas sitoplasma sebagai substansi dasar kehidupan yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi merupakan faktor abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.

1.2  Tujuan Makalah
Bertujuan untuk menambah wawasan ataupun penunjang dalam proses pembelajaran dalam segi :
a.       Memahami makhluk hidup dalam ekosistem alami
b.      Mengetahui spesies atau individu makhluk hidup
c.       Mengetahui tentang populasi dan komunitas makhluk hidup
d.      Mengetahui tata nama dunia tumbuhan dan hewan
e.       Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami
Mengetahui macam-macam bentuk pola kehidupan 




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Spesies atau Individu Makhluk Hidup
Individu berasal dari bahasa latin yaitu in berarti tidak, dividius berarti dapat dibagi. Misalnya seorang manusia, sebatang pohon, seekor kucing, seekor ayam dan lain sebagainya. Individu itu dapat dilihat, dapat dihitung, atau dapat diukur dan dapat dipakai dalam percobaan-percobaan. Dari individu dapat dikumpulkan bermacam-macam data, yang kemudian dari data itu dapat dipelajari tentang dunia kehidupan sebagai suatu kesatuan.
Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan terpisah dan berbeda untuk setiap individu. Jadi setiap ekor kuda dalam kawanannya, tiap ekor badak dalam kawanannya, tiap ekor ayam dalam kelompoknya, tiap batang pohon cengkih dalam suatu perkebunan atau seekor burung elang dalam kelompoknya, seekor tikus dalam kumpulannya, semua itu merupakan individu. Setiap individu yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan. Sampai batas tertentu dapat ditunjukan, bahwa kehidupan timbul dari yang hidup, dan dunia kehidupan merupakan suatu rantai yang tidak terputus oleh waktu. Namun demikian, setiap kehidupan juga terpisah dalam bungkusan tersendiri. Bungkusan kehidupan inilah yang disebut spesies atau individu makhluk hidup.

2.2  Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup
a.       Populasi Makhluk Hidup
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Populasi dari suatu Negara itu dimaksudkan adalah penduduk dari Negara tersebut. Di dalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan purwakarta jawa barat atau populasi pohon karet 1965 di perkebunan-perkebunan yanga ada di sumatera ataupun populasi komodo pada tahun 1983 di pulau komodo dan seterusnya. Jadi Populasi adalah kelompok kolektif organism-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu.
b.      Komunitas Makhluk Hidup
Komunitas, secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya.
Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenis-jenis tropis. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini disebut komunitas biotik.
Masing-masing organisme dalam suatu komunitas hidup di tempat tertentu di antara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik seperti tanah, iklim, air. Tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Habitat berasal dari bahasa latin yaitu habitare = bertempat tinggal.
Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme
 
2.3  Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan
Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan cirri-ciri tertentu.
a.       Berdasarkan Klasifikasi
Menurut R.H Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom / kerajaan, yaitu :
1.      Monera (bakteri dan ganggang biru)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
2.      Protista (ganggang dan protozoa)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur.
3.      Fungi (jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta).
4.      Plantae (tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup.


5.      Animalia (hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

b.      Tingkatan Takson
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil yang beranggotakan satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan itu disebut takson, ilmunya Taksonomi. Tingkatan Takson yaitu :
1.      Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.


2.      Filum/Divisio (Keluarga Besar)
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3.      Kelas (Classis)
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio
4.      Ordo (Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5.      Famili
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea. Dalam penyebutan indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya : kacang-kacangan , angrek-anggrekan , jahe-jahean.
6.      Genus (Marga)
Genus adalah takson yang lebih rendah dariada famili. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7.      Species (Jenis)
Species adalah takson yang terendah. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial nomenklatur.
Contoh klasifikasi :



Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Sub Divisio : Antophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Dicotyledoneae (berkeping biji dua / dikotil)
Sub Classis : Asteridae
Ordo : Gentianales
Family : Apocynaceae
Genus : Adenium
Species : Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult )
Daerah : kembang kamboja ( Sembojo jawa)
          

2.4  Berbagai Bentuk Ekositem Alami
Ekositem alami merupakan ekositem yang komponen- komponennya lebih lengkap, tidak memerlukan pemeliharan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem ini lebih mantap, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar, kecuali jika ada bencana alam. Ekositem alami juga dibentuk secara sendiri tanapa campur tangan manusia. Ekosistem alami terdiri dari :
a.       Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1.      Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.      Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3.      Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.      Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5.      Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6.      Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
1.      Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
2.      Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Mata air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c.       Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas :
1.      Laut








Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

2.   Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.



2.5  Macam- Macam Bentuk Pola Kehidupan
Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan.
Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
a.       Pola Kehidupan Di Darat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
·         Keadaan tanah
·          Suhu
·         Angin
·         Kelembaban udara
·         Curah hujan
·         Pancaran sinar matahari
Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:
·         Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur.
·         Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati.
b.      Pola Kehidupan di air
Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
·         Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
·         Lingkungan air asin: laut
·         Lingkungan air payau: danau air tawar
Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya:
1.      Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari
·         Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air.
·         Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.
·         Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen.
2.      Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut
·         Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
·         Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan.
3.      Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas
Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan.
4.      Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu
Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.
Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut.

c.       Pola Kehidupan Yang Khas
Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas.
Pola kehidupan yang khas terbagi atas:

1.      Simbiosis
            Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat.
Jenis-jenis simbiosis yaitu:
a)      Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain.
b)      Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah dengan tumbuhan inang, dan lain-lain.
c)      Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan, misalnya: ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi, dan lain-lain.
2.      Antibiosis
Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya. Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu.
Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin, Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

1.      Simpulan
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekositem juga merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Interaksi antara berbagai komponen tersebut berada dalam ekosistem yang beraneka ragam salah satunya yaitu ekositem alami, dimana ekosistem alami terdiri dari ekosistem darat ( bioma gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, tundra), ekosistem air tawar ( danau, sungai ) dan ekosistem air laut ( laut, pantai ).

2.      Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi panduan ataupun penunjang bagi pemahaman tentang materi makhluk hidup dalam ekosistem alami dalam proses pembelajaran baik di luar maupun di dalam lingkup pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Irawan Djamal Zoer’aini. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan Dan Pelestariannya. Bumi Aksara:Jakarta.

Pack Philip. 2008. Biologi Edisi Ke 2. Pakar Raya:Bandung.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2222668-pola-kehidupan/. Tanggal Akses 07 Juli 2012.